Potensi Pangsa Pasar Ekonomi Digital Indonesia Terus Meningkat
Pembatasan kegiatan selama masa pandemi covid-19 mendorong perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat. Pembatasan kegiatan yang sempat diterapkan membuat perubahan perilaku pasar yang menjadi gemar untuk bertransaksi secara digital. Hal ini pada akhirnya memicu digitalisasi kegiatan ekonomi mulai dari aktivitas pembayaran, promosi, hingga pelayanan pelanggan.
Faktanya, ekonomi digital telah mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi. Hal ini ditandai dengan e-commerce, delivery service, fintech, serta logistik yang mengalami lonjakan pertumbuhan pesat. Akselerasi transformasi digital tidak hanya menjadi kunci dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, tapi juga membuka peluang pasar digital yang sangat besar.
Perkembangan Pasar Digital di Indonesia
Dilansir dari ekon.go.id, pasar ekonomi digital mengalami peningkatan hingga 50% selama periode 2020 hingga 2021. Hal ini menempatkan ASEAN sebagai pasar digital terbesar ke-5 di dunia. Tren tersebut juga terjadi di Indonesia. Dilansir dari ekonomi.bisnis.com, data yang diambil dari e-Conomy SEA Report 2021 menyatakan bahwa sejak pandemi, Indonesia diperkirakan memiliki 21 juta konsumen digital baru yang 72% diantaranya berasal dari daerah non-metro serta sub-urban.
Meskipun pada awalnya ekonomi digital hadir karena paksaan kondisi yang diakibatkan pandemi, kini hampir seluruh konsumen tetap menggunakan layanan digital. Transaksi digital memang membawa berbagai kemudahan dalam bertransaksi. Konsumen dapat membeli barang dari penjual yang berada di kota, provinsi, pulau atau bahkan negara lain melalui gadget mereka. Hal ini juga memberikan pilihan produk yang lebih luas bagi konsumen.
Masih dari data e-Conomy SEA Report 2021, peningkatan penetrasi digital yang terjadi menyebabkan nilai Gross Merchandise Value (GMV) Indonesia naik 49% dari tahun 2020, yaitu berada di angka US$70 miliar pada 2021. Angka tersebut diperkirakan meningkat 2 kali lipat hingga mencapai US$146 miliar pada 2025. Sebagai informasi, GMV merupakan akumulasi nilai transaksi di situs atau aplikasi digital selama jangka waktu tertentu.
Pada beberapa tahun mendatang, Indonesia diperkirakan akan menjadi pangsa pasar ekonomi digital yang paling dinamis. Hal ini membuat Indonesia menjadi tujuan investasi yang paling diminati, bahkan mengalahkan Singapura.
Pengaruh Terhadap Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan pangsa pasar digital Indonesia yang begitu cepat membawa peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dilansir dari liputan6.com, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan hingga dua kali lipat menjadi USD 146 miliar pada tahun 2025.
Angka tersebut diprediksi akan terus naik hingga tahun 2030 nanti. Seperti paparan data pada ekonomi.bisnis.com, ekonomi digital Indonesia berpotensi tumbuh menjadi menjadi Rp4.531 triliun pada 2030. Sektor e-commerce diprediksi akan mendominasi tren peningkatan pasar tersebut dengan nilai Rp1.900 triliun, atau naik 34 persen.
Akselerasi ekonomi digital di Indonesia tersebut diprediksi akan berpengaruh besar pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) yang mengalami pertumbuhan dari Rp15.400 triliun menjadi Rp24.000 triliun pada tahun 2030 mendatang. Jika merujuk pada data Bank Indonesia, saat ini nilai pembayaran digital melalui QRIS memang telah mencapai 13,4 juta merchant di seluruh Indonesia, yang 95 persen diantaranya merupakan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Apa yang Harus Dilakukan Perusahaan
Melonjaknya potensi pasar digital Indonesia menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh seluruh pelaku bisnis. Perusahaan yang menerapkan digitalisasi akan memperoleh kesempatan emas untuk masuk ke dalam tren pasar ekonomi digital Indonesia yang terus meningkat. Selain juga memiliki peluang untuk menjangkau pasar baru yang lebih luas dan potensial bagi pengembangan bisnis.
Selain itu, transformasi digital sudah seperti menjadi keharusan. Ketika suatu entitas bisnis memilih untuk tetap bertahan dengan metode bisnis lama, secara perlahan perusahaan akan tertinggal dari kompetitor yang telah lebih dulu masuk ke pasar digital. Itulah sebabnya, penting untuk Anda mulai mempertimbangkan digitalisasi bisnis, misalnya beralih ke sistem pengelolaan arsip digital dengan dukungan aplikasi seperti PrimaDoc.
Aplikasi penyimpanan arsip digital PrimaDoc dapat membantu para karyawan Anda untuk mengelola dokumen secara lebih praktis dan mudah. Pencarian dokumen tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu dengan membaca satu per satu arsip. Tersedia fitur yang memungkinkan pencarian dokumen dilakukan hanya dalam hitungan detik, tanpa banyak tenaga, tanpa menghabiskan banyak waktu.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang aplikasi penyimpanan arsip digital PrimaDoc? Hubungi tim marketing PrimaDoc untuk informasi selengkapnya! (Septiani)