Viralnya Bjorka Memunculkan Kekhawatiran Terhadap Keamanan Dokumen Digital, Benarkah?

Nama “Bjorka”, belakangan menjadi sensasi dan pembicaraan di dunia maya. Bjorka menjadi pelaku peretasan data pribadi di beberapa server. Tercatat, Bjorka menjadi dalang peretasan berbagai data digital di instansi pemerintahan maupun perusahaan yang meliputi dokumen surat-menyurat yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo selama periode 2019-2021, data aplikasi MyPertamina, data 105 juta penduduk di server KPU, 1,3 miliar registrasi SIM Card, hingga ribuan dokumen kenegaraan lainya.

Bahkan setelah lama tak terdengar, baru-baru ini Bjorka kembali membocorkan data dengan ukuran sebesar 30 GB yang diduga dari aplikasi MyPertamina. Sesuai muatan pada www.inet.detik.com, data yang bocor meliputi nama, email, NIK, NPWP, nomor telepon, hingga jumlah pengeluaran pengguna.

Faktanya, Bjorka bukanlah satu-satunya hacker yang berhasil meretas sistem keamanan dokumen digital. Dilansir dari tempo.co, tercatat selama periode Januari-September 2022 telah terjadi 7 kali peretasan data digital di berbagai perusahaan maupun instansi pemerintahan dengan kebocoran data dalam jumlah besar. Tingginya tingkat kebocoran data ini tak ayal menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dokumen digital menjadi pudar. Lalu, apakah benar dokumen digital serentan itu.

Personal data phishing concept background. Cartoon illustration of personal data phishing vector concept background for web design

Mengapa Kebocoran Data Digital Terjadi?

Kebocoran data tidak semata-mata terjadi karena perusahaan menerapkan sistem penyimpanan digital. Faktanya, kebocoran data juga dapat terjadi ketika perusahaan atau instansi pemerintah menyimpan dokumen dalam bentuk kertas. Seperti yang dimuat pada www.kompas.com, seorang pengusaha rongsokan berhasil mencuri ratusan kilogram dokumen penting di kantor pemerintahan Pati. Bertumpuk-tumpuk dokumen yang dicuri merupakan surat penting yang disimpan di kantor DPRD, Satpol PP, hingga Dinas perdagangan dan perindustrian Pati. Ironisnya, pencurian dokumen yang dilakukan oleh pihak eksternal ini dilakukan sebanyak 5 kali dalam rentang waktu 5 Agustus hingga 24 Agustus.

Kasus tersebut membuktikan bahwa pencurian data merupakan hal yang dapat saja terjadi jika sistem keamanan dokumen lemah, terlepas dari dokumen disimpan dalam bentuk kertas maupun digital. Keamanan dokumen digital dipengaruhi oleh dukungan sistem server yang digunakan. Ketika sebuah perusahaan memiliki server yang lemah, dokumen perusahaan akan dengan mudah diretas oleh hacker. Sebaliknya, jika perusahaan didukung oleh server yang kuat, maka peretasan dokumen perusahaan sulit dilakukan.

Mungkinkan Perusahaan Memiliki Sistem Keamanan Dokumen Digital yang Baik

Faktanya, ada perusahaan yang sulit diretas. Perusahaan-perusahaan dengan sistem keamanan server yang kuat bahkan berani menantang para hacker untuk meretas sistem keamanan dokumen digital mereka, salah satunya adalah Apple. Dilansir dari www.cnbcindonesia.com, Apple menawarkan hadiah senilai US$1 juta atau atau sekitar Rp 14 miliar kepada pihak yang berhasil meretas dan menemukan kelemahan dari sistem keamanan data mereka. Ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, Apple juga pernah menawarkan hadiah senilai US$200.000 untuk siapapun yang berhasil melaporkan adanya bug dan memperbaikinya.

Apple bukanlah satu-satunya perusahaan yang menantang hacker untuk meretas sistem keamanan dokumen digital perusahaan. Google juga pernah menantang para hacker di dunia untuk menemukan bug dalam sistem operasi Android yang mereka buat, Pixel. Google menjanjikan hadiah sebesar US$1,5 juta atau sekitar Rp 21 miliar bagi yang dapat meretas sistem keamanan mereka.

Google dan Apple merupakan dua contoh perusahaan yang memiliki sistem keamanan dokumen digital yang kuat, berkat dukungan server yang handal. Perusahaan Anda juga dapat terhindar dari serangan siber jika didukung oleh server dengan sistem keamanan yang kuat. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh sembarangan memilih server penyimpanan data penting perusahaan. Menerapkan server on promise dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keamanan dokumen digital di perusahaan Anda. Dengan dukungan server on promise, Anda dapat mengatur tingkat keamanan data perusahaan.

Itulah sebabnya PrimaDoc juga menyediakan model layanan server on premise untuk mendukung performa Document Management System. Dengan keleluasaan pengaturan pada pihak klien, Anda dapat mengelola tingkat keamanan sesuai dengan level yang diperlukan. Dengan demikian, data-data strategis perusahaan Anda akan semakin terjamin keamanannya dari berbagai upaya peretasan dari luar. Tertarik untuk memahami lebih jauh tentang layanan server on premise PrimaDoc? Hubungi tim marketing PrimaDoc untuk menjelaskannya lebih lengkap kepada Anda! (Septiani)

Similar Posts