Kiat Mudah Jalani Adaptasi Digitalisasi Arsip BPR

Kiat Mudah Menjalani Adaptasi Digitalisasi Arsip BPR

Digitalisasi industri telah mengubah aktivitas operasional perusahaan dari awalnya yang dikerjakan secara manual, menjadi serba digital. Tuntutan untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan praktis, serta persaingan yang semakin ketat sejak kemunculan perusahaan fintech, menuntut Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk segera melakukan transformasi, salah satunya dengan adaptasi digitalisasi arsip.

Berbeda dengan industri perbankan yang sudah lebih dulu menerapkan digitalisasi pada layanannya, digitalisasi arsip merupakan hal yang baru bagi BPR. Skala lembaga yang cenderung kecil-menengah, serta literasi digital anggotanya yang cenderung lebih rendah berpengaruh terhadap kecepatan adopsi teknologi pada BPR. Itulah sebabnya, kami mengulas secara khusus melalui artikel ini tentang kiat mudah untuk beradaptasi dengan digitalisasi arsip untuk lembaga BPR.

Adaptasi Digitalisasi Arsip, Solusi BPR Menyongsong Era Industri Digital

Transformasi digital pada lembaga keuangan menjadi salah satu strategi percepatan pemulihan ekonomi Indonesia yang sempat lumpuh akibat pandemi Covid-19. Pada era digital, banyak hal dapat dilakukan secara lebih cepat dan praktis. Sebaliknya, pelayanan yang masih menerapkan metode konvensional menjadi tampak lebih lambat. 

Jika terus mempertahankan metode konvensional, cepat atau lambat BPR perlahan akan tertinggal dalam persaingan dengan perusahaan fintech yang sangat adaptif terhadap teknologi digital. Terlebih lagi dengan kondisi masyarakat yang semakin terbiasa hidup berdampingan dengan teknologi, mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap layanan keuangan yang semakin tinggi. Mereka semakin berharap bahwa layanan lembaga keuangan dapat diperoleh dengan cepat dengan prosedur yang praktis.

Di sisi lain, digitalisasi arsip menjadi salah satu upaya OJK untuk menurunkan tingginya kasus fraud yang menjadi penyebab utama kebangkrutan 115 BPR dalam 15 tahun terakhir, seperti yang dilansir dari Bisnis.com. Jika ditelusuri, BPR menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya modus-modus fraud pada lembaga keuangan. Sistem konvensional yang kurang mendukung untuk diterapkannya pola pengawasan yang intensif. Itulah sebabnya, adaptasi digitalisasi arsip menjadi salah satu program yang perlu segera direncanakan dilakukan BPR agar dapat terus bertahan di tengah era digital seperti saat ini. 

Tantangan Adaptasi Digitalisasi Arsip BPR

Layaknya sebuah perubahan, transformasi digital pada BPR menuntut adanya adaptasi digitalisasi arsip. Sistem pencatatan, pengelolaan, dan penyimpanan dokumen yang tadinya dikelola secara konvensional akan menjadi lebih praktis dengan teknologi digital. Sayangnya, teknologi dan aplikasi baru sering dianggap sebagai sistem yang menyulitkan hingga menghambat perkembangan perusahaan. Namun, faktanya apakah benar perubahan tersebut menjadi hambatan bagi perusahaan? Jawabannya, tentu tidak. 

Tidak ada industri yang dapat menghindari perkembangan teknologi. Apakah perubahan menjadi beban atau peluang sangat tergantung dengan bagaimana upaya untuk menjalaninya. Apabila adaptasi digitalisasi arsip dipandang sebagai beban, maka perusahaan harus siap tertinggal oleh para kompetitor dan secara perlahan tergerus zaman. Sebaliknya, jika transformasi digital dipandang sebagai peluang, maka adaptasi digitalisasi arsip akan diupayakan bagaimanapun caranya, karena sejak awal dipandang sebagai solusi bagi BPR.

Dukungan Adaptasi Digitalisasi Arsip

Proses belajar hal baru merupakan bagian dari tantangan adaptasi digitalisasi arsip yang harus dihadapi setiap elemen BPR. Kebingungan saat menghadapi hal baru, termasuk dalam hal ini sistem digitalisasi arsip, adalah sesuatu yang sangat wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Justru melalui proses perubahan, BPR dapat meningkatkan daya saingnya.

Tersedia berbagai cara untuk mempermudah proses adaptasi digitalisasi arsip BPR, misalnya dengan menggunakan vendor digitalisasi arsip seperti PrimaDoc, yang memberikan layanan pendampingan. Tim PrimaDoc siap untuk mendampingi dan menjelaskan tentang cara penggunaan aplikasi dan fungsi dari setiap fiturnya. Apabila karyawan mengalami kebingungan dalam prosesnya, mereka dapat langsung menanyakannya dengan pihak PrimaDoc.

Selain itu, DMS PrimaDoc didesain dengan tampilan yang praktis dan rapi, sehingga memudahkan karyawan untuk mengingat dan memahami setiap fiturnya dengan cepat. Proses adaptasi digitalisasi arsip akan berjalan lebih cepat. Terlebih lagi jika setiap pegawai BPR memiliki tekad yang kuat untuk ikut serta dalam program pengembangan lembaga BPR. Mereka akan meluangkan waktu dan menyiapkan diri untuk belajar mengoperasikan aplikasi digitalisasi arsip hingga memahaminya dengan baik. 

Tunggu apalagi? Segera hubungi tim marketing PrimaDoc untuk informasi selengkapnya! Kami siap memberikan dukungan terbaik untuk lembaga BPR Anda. (Septiani)

Similar Posts