Administrasi BPR Lebih Cepat, Jangkau Nasabah Lebih Banyak

Administrasi BPR Lebih Cepat, Jangkau Nasabah Lebih Banyak

Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut berbagai sektor masyarakat untuk beradaptasi, tidak terkecuali dengan kegiatan ekonomi. Berbagai sektor bisnis harus menyiapkan diri untuk menyambut era industri 4.0, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi sebagai basis operasional bisnis. Apabila sebuah bisnis tetap bertahan dengan operasionalnya yang konvensional, lambat laun  akan semakin tergerus oleh pesaing. Hal tersebut juga berlaku bagi BPR, terutama dalam aktivitas administrasi BPR. 

Pada dasarnya, kegiatan bisnis BPR adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, maupun bentuk lainnya. Kemudian, dana tersebut dikelola melalui berbagai kegiatan usaha seperti valuta asing, penyertaan modal, asuransi, maupun tabungan pada bank lainnya. Dengan kegiatan bisnis tersebut, sistem administrasi BPR merupakan hal yang sangat vital bagi pergerakan bisnis BPR. BPR harus mampu menerapkan administrasi BPR yang efektif dan efisien guna mendukung eksistensi dan perkembangan BPR. Sangat disayangkan karena faktanya masih cukup banyak BPR yang mengandalkan administrasi konvensional yang lama dan merepotkan. 

Kecepatan Layanan Merupakan Kunci Industri 4.0

Kehadiran teknologi telah merubah pola pikir dan ekspektasi masyarakat terhadap berbagai hal. Masyarakat yang sudah terbiasa dengan teknologi, mengharapkan segala sesuatu dapat dilakukan secara cepat dan praktis. Terutama bagi generasi milenial yang telah terbiasa menggunakan gadget sejak kecil.  Masyarakat cenderung memilih alternatif cara yang lebih praktis dan cepat dalam memenuhi kebutuhan maupun melakukan aktivitas mereka. Contohnya adalah meningkatnya nilai transaksi online di Indonesia, masyarakat yang cenderung memilih untuk mencari informasi secara online, termasuk saat hendak mengajukan pinjaman dana.

Semakin banyaknya perusahaan-perusahaan fintech (financial technology) yang menyediakan Pinjaman Online (Pinjol), menawarkan layanan pinjaman dana yang praktis bagi masyarakat. Per bulan Agustus 2021, tercatat nilai transaksi pinjol telah mencapai angka Rp479 juta, dengan nilai penyaluran dana total mencapai Rp249 triliun. Angka yang sangat besar tersebut menunjukan minat masyarakat yang tinggi terhadap proses pinjaman dana melalui platform digital. Dengan nilai transaksi yang tinggi, pinjaman online kini menjadi pesaing kuat bagi BPR sebagai layanan penyedia pinjaman masyarakat. 

Kunci pesatnya perkembangan perusahaan fintech disebabkan karena mereka memanfaatkan platform digital. Berbeda dengan administrasi BPR yang masih banyak berkutat pada metode konvensional. Digitalisasi yang ditawarkan fintech memberikan kecepatan dan kepraktisan bagi masyarakat dalam mengajukan pinjaman dana. Sedangkan administrasi BPR pada akhirnya tampak lebih merepotkan, sehingga tidak sedikit masyarakat yang mengurungkan niatnya untuk mengajukan pinjaman ke BPR.

Perlunya Digitalisasi Administrasi BPR

Masyarakat yang semakin terbiasa dengan teknologi digital membuat preferensi pasar era digital ini lebih mengedepankan kemudahan dan kecepatan. Faktor tersebut mendorong pasar untuk cenderung memilih perusahaan fintech sebagai media pinjaman dana mereka. Terlebih, dalam beberapa tahun kedepan Indonesia  akan mendapatkan bonus demografi dan penduduknya didominasi oleh generasi milenial yang akrab dengan teknologi.

Faktor-faktor tersebut memunculkan prediksi bahwa dalam 5 tahun kedepan pertumbuhan fintech akan semakin pesat. Hal ini menjadi peringatan serius bagi para pengelola BPR untuk mulai beradaptasi supaya dapat tampil lebih kompetitif. Apabila administrasi BPR masih dijalankan secara konvensional, BPR diprediksi akan semakin sulit untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan fintech dengan segala fitur-fiturnya. Terlebih saat semakin banyak perusahaan financial technology (fintech) yang bermunculan di waktu mendatang, persaingan lembaga keuangan akan semakin ketat.

Berbagai pengembangan sistem seperti digitalisasi arsip dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan administrasi BPR. Dengan menerapkan digitalisasi arsip seperti PrimaDoc, akan lebih mudah bagi BPR untuk mewujudkan administrasi berbasis digital dan menawarkan prosedur yang lebih mudah dan cepat bagi nasabah. Sistem tersebut juga akan memudahkan BPR untuk membangun sistem digital terintegrasi pada waktu mendatang. 

Digitalisasi arsip BPR juga memungkinkan para pegawai BPR untuk dapat bekerja dengan lebih cepat. Arsip akan lebih mudah untuk ditemukan melalui fitur pencarian arsip. Hal tersebut juga akan semakin mempercepat proses administrasi, karena pegawai tidak perlu mencari dokumen secara manual di gudang penyimpanan arsip. 

Hubungi tim marketing PrimaDoc untuk informasi selengkapnya tentang sistem digitalisasi arsip dan fitur-fitur canggihnya! (Septiani)

Similar Posts