4 Tantangan Transformasi Ekonomi Digital di Indonesia

Transformasi ekonomi digital telah menjadi fokus utama pemerintah dalam mewujudkan percepatan pemulihan ekonomi yang sempat hancur karena imbas pandemi. Ekonomi digital memang telah terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Dilansir dari ekon.go.id, ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2025 mendatang. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, tapi juga menyediakan jutaan lapangan kerja baru serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pemerintah telah membuat kerangka ekonomi digital nasional untuk mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Akan tetapi, setiap perubahan pasti akan menghadirkan tantangan, termasuk dalam pembangunan transformasi ekonomi digital. Pemerintah, pelaku bisnis maupun masyarakat harus secara bersama-sama menghadapi semua tantangan yang ada guna mewujudkan ekonomi digital yang kuat. 

Di bawah ini kami uraikan lebih mendalam tantangan-tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam membangun sistem ekonomi digital yang kuat.

Persaingan Bisnis

Transformasi ekonomi digital akan membuka pangsa pasar yang lebih luas. Melalui platform digital, sebuah bisnis dapat menjangkau pasar yang ada di kota atau bahkan negara lain. Hal tersebut membuka peluang pasar yang jauh lebih besar bagi para pelaku bisnis di setiap daerah. Akan tetapi, transformasi ekonomi digital juga membawa konsekuensi yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis. Era digital membuka arena persaingan bisnis yang lebih luas karena tidak terbatas oleh aspek ruang dan waktu. Berkembangnya transaksi e-commerce serta mudahnya produk-produk dari negara lain menjangkau pasar Indonesia membuat iklim persaingan bisnis yang ketat. Perusahaan yang merencanakan digitalisasi harus siap menghadapi tantangan ini. 

Sumber Daya Manusia

Dilansir dari investindonesia.go.id, riset Google pada tahun 2017 menemukan bahwa negara-negara di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) masih kekurangan tenaga profesional untuk mendukung transformasi ekonomi digital. Padahal SDM menjadi salah satu faktor penting untuk dapat mewujudkan sistem digital yang berkualitas baik dalam pembangunan sistem maupun operasionalnya. Ketika ekonomi digital telah tersebar merata, kebutuhan akan SDM yang memiliki kompetensi digital sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak.

Pemerataan Akses

Akses internet menjadi salah satu infrastruktur utama untuk mendukung transformasi ekonomi digital. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, transformasi ekonomi digital idealnya dibangun secara merata di seluruh wilayah. Sayangnya akses internet di Indonesia masih belum merata.

Indonesia yang memiliki kurang lebih 17.000 pulau memang menjadi tantangan tersendiri dalam membangun infrastruktur jaringan internet yang merata. Secara umum, saat ini koneksi internet di Indonesia masih cenderung terpusat di Jawa, Sumatera, dan Bali. Padahal beberapa daerah masih belum terjangkau internet sama sekali.

Cyber Security

Di tengah arus transformasi ekonomi digital yang begitu kencang, isu cyber security masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi pemerintah maupun pelaku bisnis di Indonesia. Cyber security (keamanan siber) merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Melalui sistem keamanan yang kuat, seluruh para pelaku bisnis dan juga masyarakat dapat melakukan transaksi secara digital dengan aman dan tenang.

Faktanya isu keamanan siber saat ini masih menjadi tantangan utama di berbagai negara yang mulai melakukan transformasi ekonomi digital, termasuk Indonesia. Tercatat Indonesia pernah menerima serangan siber sebanyak 1.225 milyar dalam sehari. Hal ini menunjukan bahwa sistem keamanan siber di Indonesia masih perlu banyak perbaikan.

Dilansir dari databoks.katadata.co.id, berdasarkan data National Cyber Security Index (NCSI) sistem keamanan siber Indonesia hanya berada di peringkat ke-6 diantara negara-negara Asia Tenggara, serta peringkat ke-83 dari 160 negara di dunia. Berdasarkan peringkat ini, Indonesia kalah dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam.  

Itulah sebabnya, keamanan siber menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam proses digitalisasi. Hal ini perlu menjadi catatan bagi perusahaan yang hendak menerapkan digitalisasi. Perlu analisis yang mendalam sebelum memilih aplikasi atau platform pendukung. Dengan demikian, perusahaan dapat membangun sistem manajemen digital yang aman dan tangguh seperti sistem PrimaDoc. 

Bukan hanya menyediakan aplikasi untuk menyimpan arsip secara digital. PrimaDoc juga memperhatikan aspek keamanan untuk menjamin kerahasiaan informasi di dalam arsip perusahaan. Didukung dengan server yang tangguh dan fitur keamanan khusus untuk meminimalisir potensi akses ilegal. Tidak mengherankan jika semakin banyak perusahaan yang memilih aplikasi PrimaDoc sebagai sarana utama untuk pengelolaan arsip mereka. 

Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang aplikasi PrimaDoc? Hubungi tim marketing PrimaDoc untuk informasi selengkapnya! (Septiani)

Similar Posts