Teknologi Digital Terbaru, Amazon Terapkan Cashier-less

Dikenal sebagai salah satu e-commerce terbesar di dunia, Amazon membuka Amazon Go, sebuah supermarket yang diintegrasikan dengan teknologi digital yang menggunakan Artificial Intelligence (AI). Konsep supermarket yang dikembangkan Amazon terbilang cukup unik. Di dalam gerai Amazon Go secara sengaja tidak disediakan kasir untuk menghitung barang yang diambil pelanggan, atau dalam istilah lain cashierless.

Konsep cashierless Amazon yang cukup unik ini ternyata mampu memberikan pengalaman positif bagi pelanggan. Sesuatu yang tidak mereka dapatkan di gerai supermarket lainnya. Beberapa menganggap bahwa cashierless  akan menjadi wajah bisnis retail di masa depan. Seperti apa bentuk teknologi digital cashierless yang diterapkan oleh Amazon? Simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!

Teknologi AI Gerai Amazon Go

Secara konsep, Amazon Go memadukan antara toko retail konvensional dengan pengembangan teknologi digital. Untuk dapat memasuki gerai Amazon Go, pelanggan terlebih dahulu harus memasang aplikasi Amazon Go di ponsel mereka dan membuat akun. Tanpa aplikasi ini, pelanggan tidak dapat melewati pintu masuk. Pelanggan kemudian diminta untuk memindai QR code yang ada di pintu masuk. QR code ini berfungsi sebagai tanda pengenal bagi setiap pelanggan. Pelanggan juga diminta untuk memasukan data kartu kredit/debit yang akan dijadikan media pembayaran nantinya, atau memindai telapak tangan di pintu masuk.

Suasana penataan rak di dalam gerai sebenarnya tidak jauh berbeda seperti pada supermarket pada umumnya. Pelanggan dapat berkeliling gerai dan mengambil barang belanjaan yang mereka butuhkan dari rak, dan memasukkannya ke dalam keranjang belanja yang mereka bawa.

Satu-satunya suasana yang membedakan, gerai Amazon Go dilengkapi dengan banyak kamera dan scanner di setiap sudut toko. Rak belanja juga dilengkapi dengan sensor berat yang berfungsi untuk mendeteksi barang yang diambil atau dikembalikan pelanggan. Semua perangkat kamera dan scanner tersebut berfungsi sebagai pemindai barang apa saja yang diambil oleh setiap pelanggan. Tentunya, semua perangkat kamera dan sensor tersebut terhubung dengan sistem berbasis AI.

Keranjang belanja yang tersedia di Amazon Go juga dilengkapi dengan fitur dash carts, yang di dalamnya terdapat sensor berat dan kamera pemindai. Sensor ini secara otomatis mendata barang belanjaan yang ada di keranjang belanja, dan memunculkan informasi total belanjaan melalui layar yang tersedia disana. Melalui layar ini, pelanggan dapat memantau total tagihan belanja mereka secara real time.

Bagaimana Cara Pelanggan Membayar Tagihan Belanja?

Konsep cashierless Amazon tidak memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran secara tunai. Semua tagihan dan pembayaran dilakukan secara cashless melalui keranjang virtual yang dijelaskan sebelumnya. Setelah selesai berbelanja, pelanggan dapat langsung keluar gerai tanpa harus mengantre untuk melakukan pembayaran di tempat terlebih dulu. Amazon menamainya “just walk out”.

Sistem aplikasi Amazon Go, yang sudah memindai identitas setiap pelanggan melalui QR code di pintu masuk, secara otomatis tersinkron dengan akun Amazon pelanggan. Tagihan belanja secara otomatis ditambahkan ke keranjang belanja pada akun Amazon masing-masing. Dengan demikian, pelanggan dapat membayar tagihan belanjanya seperti halnya ketika berbelanja online. Berbagai pilihan pembayaran disediakan, mulai dari transfer bank, e-wallet, maupun cicilan kartu kredit.

Dengan cashierless Amazon, pelanggan Amazon Go tidak perlu berlama-lama antre di pintu keluar untuk melakukan pembayaran. Satu hal yang berbeda dibandingkan belanja di supermarket konvensional yang menghabiskan waktu relatif lebih banyak. Terlebih jika harus mengantre di belakang pelanggan lain dengan troli belanjaan yang terisi penuh. Inovasi teknologi digital Amazon tersebut menjadi solusi bagi pelanggan yang tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk belanja.

Satu hal yang perlu digarisbawahi oleh setiap perusahaan sebelum memutuskan strategi penerapan teknologi digital, perusahaan harus memahami bahwa apa yang dipilih harus sesuai dengan apa yang memang diperlukan. Oleh sebab itu perlu dianalisis terlebih dahulu, masalah apa yang cukup signifikan di dalam perusahaan. Digitalisasi tidak selalu dilakukan untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, tapi juga dapat dijalankan untuk mendukung kebutuhan para karyawan. Termasuk di dalamnya, tentang kolaborasi data, fleksibilitas dan kemudahan penyimpanan data. 

Jika selama ini karyawan kesulitan untuk produktif dikarenakan beban kerja yang terlalu berat, maka dapat dipertimbangkan strategi digitalisasi untuk mendukung mereka. Misalnya, dengan menerapkan teknologi digital melalui digitalisasi arsip PrimaDoc yang memudahkan karyawan untuk mengelola dokumen, baik mencari arsip atau mengirimkan ke tempat lain. Keputusan yang tepat akan memberikan benefit yang optimal bagi perusahaan. 

Dapatkan informasi lebih lengkap tentang digitalisasi arsip dengan menghubungi tim marketing PrimaDoc! (Pradana)

Similar Posts