Inilah 4 Tantangan Era Digital bagi pengusaha Bidang Agro Industri
Sektor agro industri merupakan bidang bisnis yang sangat penting dan memiliki peran sentral dalam perekonomian Indonesia. Tidak hanya potensi pertanian Indonesia yang sangat subur, industri agro merupakan sektor yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak. Namun, sayangnya jika dibandingkan dengan negara-negara yang sebenarnya secara potensi alam tidak sekaya Indonesia, seperti Jepang dan China, Industri agro indonesia masih belum cukup bersaing.
Ditengah era perkembangan teknologi yang sudah sangat pesat dan menjadi pusat dari segala aktivitas kehidupan, industri agro dihadapkan dengan persaingan pasar yang semakin kompetitif. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya industri agro yang mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Untuk dapat bersaing dan bertahan menghadapi tantangan era digital, industri agro di Indonesia perlu melakukan analisis secara lebih mendalam mengenai potensi pengembangan yang dapat dilakukan. Apalagi dengan tantangan di masa mendatang yang tentunya akan terus meningkat.
Untuk dapat menghadapi tantangan era digital, perusahaan agro Industri harus mau untuk berkembang dan melaluinya secara bertahap. Para pelaku industri agro harus memahami apa saja tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang. Hal ini penting guna mempersiapkan diri menghadapi setiap tantangan yang ada. Berikut 4 tantangan era digital yang dihadapi industri agro:
1. Ketergantungan Impor
Sebenarnya Indonesia memiliki kapasitas untuk penyediaan bahan baku. Sayangnya, potensi yang besar masih belum dapat dioptimalkan oleh industri agro dalam negeri. Hal ini mengakibatkan produksi dalam negeri yang terbatas, sedangkan permintaan domestik tinggi. Hal ini memaksa pemerintah untuk melakukan impor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, dikarenakan berbagai faktor, harga produk impor secara umum justru lebih murah dibandingkan dengan harga dari produk sendiri.
Memanfaatkan teknologi untuk menggenjot produktivitas industri agro dalam negeri, baik secara kuantitas maupun kualitas menjadi tantangan era digital yang harus dihadapi. Pelaku usaha bidang agro harus mau belajar untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan bisnis mereka.
2. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Kemampuan produsen dalam negeri dalam mengimbangi permintaan pasar menjadi tantangan era digital berikutnya. Hasil produksi industri agro dalam negeri masih kewalahan untuk dapat mengimbangi tingkat permintaan pasar industri. Produk-produk yang sebenarnya telah optimal dan kompetitif, justru belum mendapatkan peluang penyerapan yang sepadan sehingga tidak terserap secara optimal.
3. Dukungan SDM
Selayaknya industri pada umumnya, sektor agro industri juga terus mengalami perubahan. Hal ini menuntut proses adaptasi yang harus dilakukan oleh perusahaan secara umum, serta SDM perusahaan pada khususnya. Begitupun halnya dalam menghadapi tantangan era digital, ketika perusahaan agro industri harus bersiap untuk memulai era industri digital dan memanfaatkan teknologi agro, sumber daya manusia juga harus mau berkembang dan terus belajar.
Sayangnya, kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia belum mencukupi kebutuhan di bidang agro industri, khususnya dalam menghadapi tantangan era industri di masa sekarang ini. Meskipun tenaga kerja Indonesia melimpah, namun secara kompetensi masih kurang bersaing dan belum siap menghadapi tantangan era digital.
4. Penerapan Teknologi
Dilansir dari bbc.com, Laporan PBB tahun 2019 tentang Pengembangan Sumber Daya Air memperkirakan bahwa 40% produksi biji-bijian dunia akan bermasalah pada tahun 2050 jika kerusakan lingkungan dan sumber daya air berlanjut pada tingkat yang terjadi sekarang. Hal ini menuntut industri agro untuk dapat menciptakan teknologi yang dapat memantau perkembangan komoditi dengan lebih teliti dan akurat. Sayangnya, masih sangat sedikit industri agro yang telah memanfaatkan teknologi dalam mendukung produktivitas mereka.
Sektor agro industri memiliki peluang untuk dapat lebih produktif dan menghadapi tantangan era digital dengan lebih baik jika didukung dengan teknologi-teknologi terbaik. Contoh nyata dapat dilihat dari revolusi industri agro yang terjadi di Jepang. Industri agro di Jepang telah mampu menerapkan pertanian tanpa lahan, serta pemanfaatan teknologi untuk memantau perkembangan tanaman secara lebih akurat dan detail. Namun, faktanya masih cukup banyak kendala teknis yang harus dibenahi untuk dapat menghadapi tantangan era digital ini.
Untuk menghadapi berbagai tantangan era digital di atas, perusahaan agro industri harus mulai merencanakan penerapan digitalisasi. Prosesnya dapat dimulai dari penerapan digitalisasi di lingkup internal perusahaan, salah satunya seperti digitalisasi arsip. Perusahaan dapat menggunakan aplikasi penyimpanan arsip berbasis digital seperti DMS PrimaDoc, untuk menjadi sarana penunjang bagi pengelolaan arsip. Efisiensi yang diperoleh dari digitalisasi sistem seperti itu,l akan membantu meningkatkan produktivitas para karyawan untuk kemudian mengangkat daya saing perusahaan di antara kinerja perusahaan lainnya.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang aplikasi penyimpanan arsip PrimaDoc? silakan menghubungi tim marketing PrimaDoc untuk berdiskusi lebih lanjut! (Septiani)