Masa Depan Sektor Properti dengan Digitalisasi

Menyongsong Masa Depan Sektor Properti dengan Digitalisasi

Pandemi Covid-19 memaksa perubahan cara masyarakat dalam bersosialisasi. Berbagai kegiatan yang awalnya dilakukan secara normal terpaksa harus dilakukan secara daring. Mulai dari bekerja dari rumah, belajar dari rumah, hingga berkembangnya layanan kesehatan digital, dan sebagainya. Perubahan ini secara tidak disadari telah merubah perilaku pasar. Berubahnya perilaku pasar tersebut semakin banyak direspon oleh pelaku bisnis dengan melakukan digitalisasi bisnis, tidak terkecuali untuk bisnis properti.  Digitalisasi diprediksi akan menjadi masa depan sektor properti, terlebih setelah melihat bagaimana era Industri 4.0 hadir dan membuka gerbang kepada era baru.  

Dilansir dari kemenkeu.go.id, akselerasi digital yang terjadi selama pandemi mempercepat proses digitalisasi bisnis secara signifikan. Digitalisasi yang awalnya diprediksi membutuhkan waktu selama 10 tahun, nyatanya dapat mengalami transisi dalam 3 bulan saja. Apakah saja pengaruh hal tersebut terhadap bisnis di sektor properti? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Dampak Digitalisasi Industri Terhadap Sektor Properti

Masa Depan Sektor Properti dengan Digitalisasi

Salah satu pertanyaan besar yang muncul terutama bagi pelaku industri properti adalah, apakah digitalisasi industri berdampak juga pada sektor properti? Bagaimana gambaran akan masa depan sektor properti? Untuk menjawab seperti apa masa depan sektor properti, perlu kiranya untuk melihat bagaimana respon pasar terhadap digitalisasi, khususnya pada sektor properti.

Dilansir dari kominfo.go.id, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar, karena pada tahun 2025 nilai transaksi digital di Indonesia diprediksi menyentuh angkai  USD 124 miliar (Rp1.700 triliun). Tingginya potensi digitalisasi bisnis properti juga dapat dilihat dari banyaknya pengguna ponsel dan internet di Indonesia. Masih dari kominfo.go.id, jumlah pengguna ponsel di Indonesia sudah mencapai 345,3 juta (125,6% dari total populasi). Banyaknya pengguna ponsel di Indonesia mendorong semakin terbukanya literasi internet bagi masyarakat. Seperti yang dipaparkan oleh kompas.com, pada tahun 2021 jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta jiwa. 

Semakin dekatnya teknologi dan internet dengan masyarakat memunculkan perubahan besar terhadap preferensi dalam mencari produk yang mereka inginkan. Masyarakat, khususnya generasi milenial dan generasi Z, lebih memilih untuk mencari informasi terkait dengan produk yang mereka cari melalui internet terlebih dulu sebelum langsung melakukan survey lapangan. Hal tersebut juga berlaku pada bisnis properti.

Tren tersebut didukung oleh laporan dari Tren Pasar Properti Lamud Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir dari kompas.com, 36,7 persen pencarian properti dilakukan oleh segmen pasar usia 18-35 tahun, yang termasuk ke dalam generasi milenial dan generasi Z. Dengan minat generasi milenial dan Z terhadap internet yang tinggi, property technology (PropTech) menjadi wajah baru masa depan sektor properti yang dapat menjadi strategi untuk meningkatkan penjualan properti dengan memikat para pembeli baru melalui platform digital. 

Bersiap Menyambut Masa Depan Sektor Properti yang Baru

Masa Depan Sektor Properti dengan Digitalisasi

Melihat tren perubahan yang ada, dapat dikatakan bahwa PropTech merupakan masa depan sektor properti. Ketika perubahan dunia bisnis properti sudah berada didepan mata, pertanyaan yang muncul adalah apa yang harus dilakukan pelaku bisnis properti dalam menyambut masa depan sektor properti di era digital ini? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hanya satu, yaitu beradaptasi dengan teknologi. 

Dengan perubahan pasar yang semakin mengarah pada industri digital, digitalisasi bisnis properti bukan lagi menjadi alternatif strategi, tetapi merupakan keharusan jika ingin tetap bertahan dan terus bersaing di era industri digital yang menjadi masa depan sektor properti. Dengan melakukan digitalisasi, perusahaan properti dapat lebih dekat dengan generasi Z dan milenial, yang merupakan potensi pasar tertinggi bagi bisnis properti saat ini. 

Digitalisasi bisnis properti juga memungkinkan produk-produk untuk dijual kepada pasar yang lebih luas. Proses jual beli properti yang semula dianggap rumit, juga dapat menjadi lebih praktis dengan media digital, yang mana hal ini tentu menjadi nilai positif dimata masyarakat era digital. Pertanyaan terakhir adalah, sudah siapkah bisnis Anda menghadapi masa depan sektor properti di era digital ini?

Siap atau tidak, pastikan perusahaan Anda menerapkan sistem dan strategi yang tepat. Salah satunya yang saat ini banyak diminati pebisnis adalah digitalisasi arsip seperti PrimaDoc. Sistem memungkinkan staf administrasi dan karyawan perusahaan untuk mengelola arsip secara digital, mulai dari menyimpan, mengolah, mencari hingga mengirimkan. Anda dapat menghubungi tim marketing PrimaDoc untuk mendiskusikan lebih jauh tentang penerapan digitalisasi arsip bagi perusahaan properti! (Septiani)

Similar Posts