Inilah Prospek Koperasi Go Digital yang Tidak Dapat Diremehkan

Koperasi merupakan salah satu badan keuangan yang sudah ada di Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Pada masanya, koperasi merupakan badan keuangan sekaligus badan usaha yang menjadi tumpuan bagi masyarakat dan menjadi salah satu pilar perekonomian mereka. Namun, saat ini koperasi mulai tenggelam dan kalah bersaing dengan badan usaha lainnya. Koperasi banyak dianggap sebagai hal yang kuno dan minim perkembangan, padahal prospek koperasi go digital sebenarnya sangat besar. 

Apakah benar koperasi masih memiliki harapan untuk kembali menjadi pilar perekonomian? Berikut kami paparkan penjelasan selengkapnya!

Koperasi di Tengah Perkembangan Teknologi

Berdasarkan hasil sensus terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis bulan Januari 2021 lalu, komposisi penduduk Indonesia selama beberapa tahun terakhir didominasi oleh generasi Z dan milenial. Mereka hidup berdampingan dengan teknologi digital yang juga berkembang begitu pesat. Pada akhirnya membentuk karakter pada diri mereka yang menginginkan semuanya dapat dilakukan dengan cepat, praktis, dan dapat diakses secara digital. Hal tersebut sebenarnya menjadi salah satu kode akan prospek koperasi go digital yang sangat besar.

Sayangnya, saat ini lebih banyak koperasi yang masih dikelola secara konvensional. Tidak heran, koperasi kurang populer dan semakin dilupakan, khususnya oleh generasi Z dan millennial. Padahal, kelompok generasi Z dan milenial sebenarnya merupakan target yang potensial. Mereka cenderung sulit menjaga komitmen menabung serta suka mengambil pinjaman. Kecenderungan tersebut terlihat dari data statistik fintech yang dirilis OJK pada Maret 2020 lalu. Sebanyak 70% dari akun pinjaman online merupakan kalangan yang berusia 19-34 tahun, yaitu generasi Z dan milenial. Itulah mengapa, prospek koperasi go digital akan semakin besar karena mereka dapat lebih bersaing dengan pinjaman online.

Permasalahan Koperasi Selama Ini

Pengelolaan koperasi yang masih dilakukan secara konvensional ternyata tidak hanya berdampak pada kurang tertariknya generasi Z dan milenial untuk menggunakan koperasi. Dalam proses pergantian pengurus, hal tersebut juga sering memicu timbulnya masalah seperti tidak dilakukannya serah terima dokumen. Selanjutnya, hal tersebut berdampak pada pengurus baru yang tidak dapat menjalankan tugasnya dan melanjutkan aktivitas administrasi. Sumber kekacauan administrasi koperasi yang lebih besar, justru muncul setiap dilakukannya pergantian anggota. 

Permasalahan administrasi dan dokumen pada koperasi cukup memprihatinkan, mengingat koperasi menyimpan dan mengelola cukup banyak dokumen, baik berupa dokumen transaksi usaha, simpanan, maupun piutang anggota. Seluruh dokumen-dokumen tersebut seharusnya dikelola dengan sistem yang lebih efisien dan mudah seperti pengelolaan arsip digital. Prospek koperasi go digital melalui sistem tersebut akan semakin berkembang dan mampu memberikan kemudahan dalam penyimpanan dan pengelolaan dokumen. Proses serah terima dokumen antar anggota pun jauh lebih mudah. Setiap arsip dapat disimpan, dicari, dan dikirim melalui internet dengan sistem keamanan yang tinggi.

Go Digital, Solusi Koperasi di Tengah Kemajuan Teknologi

Inilah Prospek Koperasi Go Digital yang Tidak Dapat Diremehkan

Demi bertahan dan tetap eksis ditengah perkembangan teknologi yang sedemikian rupa, koperasi harus mau beradaptasi dengan teknologi. Dengan go digital, koperasi dapat menampilkan citra yang lebih modern. Prospek koperasi go digital yang mampu menjangkau generasi Z dan milenial tentu sangat patut untuk diperhitungkan.

Dilansir dari survei yang dilakukan oleh Google dan Temasek, ekonomi digital memiliki potensi yang sangat besar di masa mendatang. Indonesia diprediksi akan menjadi pasar ekonomi digital terbesar di ASEAN dengan nilai transaksi yang mencapai lebih dari Rp 1.826 triliun. Tentu saja hal tersebut juga membuat prospek koperasi go digital dan bergabung sebagai salah satu diantaranya, semakin tinggi.

Hal senada disampaikan oleh Menteri koordinator perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto. Menurut Airlangga, digitalisasi koperasi di era saat ini menjadi peluang emas bagi Indonesia. Sebab, saat ini pasar digital Indonesia sudah mencapai USD 44 miliar (628 triliun) dan diprediksi pada tahun 2025 dapat menjadi USD 125 miliar. Prospek koperasi go digital yang besar tersebut mustahil dapat dicapai oleh koperasi bila masih mempertahankan sistem manajemen konvensional. 

Koperasi dapat kembali bersaing sejajar dengan badan usaha digital, salah satunya melalui dukungan penyimpanan arsip berbasis digital seperti PrimaDoc. Berbagai fitur yang tersedia, memungkinkan koperasi untuk mengelola setiap dokumen dengan lebih cepat, praktis dan aman. Setiap transaksi anggota dan laporan penjualan produk lebih terjaga, sehingga meminimalisir potensi tagihan piutang yang macet atau kerugian lainnya. Meraih prospek koperasi go digital bukan lagi hal yang mustahil, hubungi tim marketing PrimaDoc dan kami siap mendukung koperasi untuk mewujudkannya! (Pradana)

Similar Posts