Sistem Monitoring Cepat dan Mudah Efektif Cegah Fraud pada BPR

Sistem Monitoring Cepat dan Mudah Efektif Cegah Fraud pada BPR

Tindak kecurangan (fraud) merupakan musuh utama bagi lembaga keuangan, terutama Badan Perkreditan Rakyat (BPR). Fraud pada BPR dapat terjadi bukan hanya karena tindakan dari pihak eksternal, namun juga dapat dilakukan oleh pihak internal sendiri. Ironisnya, mayoritas dari kasus fraud yang pernah ada justru dilakukan oleh pihak internal BPR, atau minimal melibatkan oknum internal.

Menjamurnya tindakan fraud dapat menjadi ancaman serius bagi BPR. Bukan hanya kerugian, praktik fraud pada BPR dapat menyebabkan terjadinya likuidasi. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa dalam 15 tahun terakhir, 115 unit BPR telah dilikuidasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penyebabnya adalah tindakan fraud pada BPR yang tidak terdeteksi.

Kemampuan BPR dalam melakukan tindakan pencegahan dan deteksi fraud secepat mungkin merupakan unsur penting yang harus dimiliki. Kegagalan BPR dalam fungsi pencegahan terhadap tindakan fraud pada BPR, maupun melakukan deteksi dini terhadap tindakan-tindakan mencurigakan yang mengarah ke praktik fraud merupakan hal yang sangat penting dimiliki BPR. Untuk dapat melakukan hal tersebut, dibutuhkan fungsi pengawasan/monitoring data transaksi BPR yang baik.

Tantangan Pengawasan Tindakan Fraud Pada BPR

Tercatat, saat ini terdapat 1.500 BPR yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia. Banyaknya jumlah BPR yang ada di seluruh wilayah Indonesia menjadi salah satu tantangan dalam penerapan pengawasan di semua BPR yang ada. Apalagi dengan luasnya wilayah Indonesia, dimana tidak sedikit BPR yang berada di daerah-daerah pelosok. Hal tersebut membuat OJK, sebagai lembaga yang berwenang melakukan fungsi pengawasan kesulitan dalam melakukan pengawasan yang ketat dan intensif.

Selain faktor jumlah, sistem administrasi yang masih dilakukan secara konvensional membuat pengawasan fraud pada BPR yang ketat dan intensif sulit dilakukan. Sistem administrasi laporan BPR konvensional mengharuskan pengawasan dilakukan secara langsung. Hal ini menyulitkan operasional pengawasan yang menjadi kurang efisien.

Dalam kondisi ini, penerapan sistem pengawasan yang mudah dan cepat diperlukan untuk dapat melakukan pengawasan setiap hari. Dengan berbagai masalah tersebut, digitalisasi arsip merupakan solusi yang efektif meningkatkan kualitas pengawasan fraud pada BPR. Dengan digitalisasi arsip, pelaksanaan monitoring dan pengawasan dapat dilakukan dengan lebih efisien, dimana dapat diakses secara online dari jarak jauh.

OJK Dorong Tranformasi Digital Guna Cegah Fraud Pada BPR

Untuk mendukung transformasi digital di BPR, OJK meluncurkan aplikasi berbasis digital yang berfungsi mendigitalisasi data transaksi yang ada di setiap lembaga BPR. Aplikasi yang dinamakan OJK-BOX (OBox) memungkinkan pencatatan laporan transaksi BPR, pengelolaan data, serta pengawasan dokumen dapat dilakukan secara digital. Hal ini dianggap dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian data, pemeriksaan, serta peningkatan risk awareness terhadap BPR.

Meskipun OJK merupakan lembaga yang berfungsi untuk mengawasi setiap transaksi yang terjadi di BPR, hal tersebut tidak melepaskan tanggung jawab BPR dalam menerapkan sistem pengawasan dan monitoring BPR fraud yang juga baik. Apalagi, sebenarnya fraud pada BPR merupakan ancaman yang dapat merugikan BPR itu sendiri.

Dalam hal ini, BPR harus mampu bersinergi dengan OJK untuk mendukung terealisasinya transformasi digital di BPR. Sistem OBox yang dimiliki OJK dapat berjalan efektif jika BPR juga secara aktif mengirimkan data-data transaksi dalam bentuk digital secara rutin. Tanpa dukungan digitalisasi arsip dari BPR, agaknya transformasi digital sulit terjadi. Jadi, agar pengawasan yang lebih mudah dan cepat, BPR juga perlu membangun sistem pengelolaan dokumen berbasis digital untuk menjadi satu kesatuan sistem yang solid dan terhubung dengan sistem OBox yang disediakan OJK.

PrimaDoc dapat dimanfaatkan oleh BPR untuk membangun sistem digitalisasi arsip yang diperlukan. Bukan hanya memudahkan pengiriman dokumen untuk proses pengawasan oleh pihak OJK, PrimaDoc juga memberikan dukungan lain dari fitur-fitur canggihnya. Salah satunya yang sangat penting yaitu fitur keamanan berbasis enkripsi dan fitur untuk pengelolaan hak akses. 

Manajemen BPR mengelola keamanan arsip untuk meminimalisir peluang manipulasi atau fraud oleh pihak internal jika memanfaatkan fitur keamanan digitalisasi arsip PrimaDoc. Dokumen pun dapat terjaga dengan baik keamanannya meskipun melalui proses pengiriman ke pihak eksternal seperti OJK, karena dapat dilindungi oleh kunci enkripsi. Dengan demikian data penting di dalamnya tidak mudah dibaca oleh pihak yang tidak berkepentingan. 

Hubungi tim marketing PrimaDoc sekarang juga, karena kami siap memberikan dukungan terbaik untuk mengatasi fraud pada BPR! (Septiani)

Similar Posts