4 Bentuk Digitalisasi yang Dapat Diterapkan pada Perusahaan Retail
Transformasi digital atau yang juga sering disebut dengan digitalisasi merupakan salah satu perubahan besar di era saat ini. Kita dapat merasakannya hampir di berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya di bidang jual beli. Perilaku masyarakat yang dulunya mendatangi toko, pasar atau pusat perbelanjaan untuk mendapatkan produk yang dibutuhkan, kini mulai banyak beralih ke toko digital (online).
Selain dari sudut pandang konsumen, digitalisasi juga mempengaruhi strategi pemasaran dari sisi produsen atau distributor. Perusahaan di bidang retail pada akhirnya turut terpacu untuk mengikuti arus perubahan yang ada dan turut menerapkan digitalisasi. Namun, satu yang sangat disayangkan, bahwa cukup banyak perusahaan yang seperti ‘latah’. Mereka cenderung memutuskan strategi karena mengikuti kebanyakan perusahaan lain, khususnya kompetitor. Padahal digitalisasi dapat diwujudkan dalam banyak bentuk.
Melalui artikel ini, kami akan menjabarkan secara khusus tentang 4 bentuk digitalisasi yang dapat diterapkan oleh perusahaan retail di Indonesia. Bahwa digitalisasi tidak hanya berwujud toko online atau website, melainkan lebih luas daripada itu. Penjelasan selengkapnya, silakan Anda simak di bawah ini!
Digitalisasi Pertukaran
Membangun toko online atau website, yang menjadi salah satu bentuk digitalisasi paling umum pada perusahaan retail, termasuk ke dalam kategori ini. Khususnya pertukaran pada aspek transaksi pembelian. Penjual memajang katalog produk dan teknologi pemesanan, untuk kemudian pembeli memproses dan melakukan pembayaran melaluinya. Barang yang dipesan akan dikirimkan kemudian melalui jasa ekspedisi berdasarkan alamat yang diberikan.
Selain pada aspek transaksi, pertukaran juga dapat terjadi pada aspek distribusi. Meluasnya pemakaian internet juga menjadi salah satu faktor mengapa semakin banyak perusahaan yang mendistribusikan produknya secara digital. Mulai dari bidang industri musik, perangkat lunak, hingga layanan berbasis digital.
Digitalisasi Pelaku
Bentuk digitalisasi yang kedua adalah transformasi dari sisi pelaku. Iya benar, mudahnya bentuk digitalisasi ini adalah menggantikan beberapa peran manusia dengan teknologi digital. Sebagian orang menyebut dengan istilah robot, sebagian lainnya dengan kecerdasan buatan (AI).
Salah satunya dapat ditemukan ketika berbelanja di situs e-commerce atau marketplace, seperti misalnya Shopee dan Tokopedia. Mereka menyediakan teknologi Chatbot, yang secara otomatis dapat menjawab chat atau pertanyaan dari pelanggan. Teknologi ini menggantikan petugas customer service online, dengan teknologi kecerdasan buatan yang aktif selama 24 jam.
Digitalisasi Penawaran
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh We Are Social, menunjukkan data bahwa orang-orang telah semakin terbiasa untuk melakukan pencarian tentang produk yang mereka butuhkan via internet. Sebanyak 81% orang melakukan pencarian produk via online dan 54% melakukan pembelian dan pembayaran secara online. Data tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang-orang yang memang berniat untuk melakukan pembelian secara offline pun cenderung mencarinya terlebih dulu di internet.
Data tersebut yang kemudian mempengaruhi munculnya strategi penawaran atau pemasaran produk secara digital. Teknik-teknik konvensional mulai dievaluasi dan dibandingkan dengan efektivitas dari penawaran secara online. Ketika hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan, strategi pemasaran online mulai dipertimbangkan sebagai pengganti. Namun jika strategi pemasaran offline masih menunjukkan efektivitas yang cukup tinggi, penawaran online mulai dipertimbangkan sebagai strategi pelengkap untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Digitalisasi Pengelolaan Toko
Perusahaan retail yang dulunya terlihat dari aktivitas transaksi jual beli produk yang dilakukan melalui toko atau pusat perbelanjaan, kini semakin bervariasi dengan perkembangan teknologi digital. Ada perusahaan retail yang memungkinkan pelanggan untuk mengambil produk di toko offline lalu keluar toko tanpa membayar, seperti Amazon Go. Mereka menerapkan tagihan via digital untuk setiap produk yang diambil. Ada juga yang sebaliknya, memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk memilih produk melalui online namun membayar melalui offline.
Perkembangan teknologi digital juga berpengaruh pada strategi pengelolaan toko dan internal perusahaan. Kecepatan dan kemudahan teknologi digital menjadi strategi perusahaan untuk mewujudkan pengelolaan yang lebih baik. Salah satunya seperti penggunaan penyimpanan dokumen berbasis digital seperti PrimaDoc. Perusahaan memanfaatkannya untuk mewujudkan administrasi dan pengelolaan dokumen yang lebih praktis dan mudah bagi para karyawan.
Perusahaan tidak lagi mengkhawatirkan aspek keamanan, karena terdapat fitur enkripsi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan perlindungan lebih. Setiap dokumen transaksi atau arsip perusahaan tersimpan dalam satu tempat yang lebih mudah untuk diakses kapanpun dimanapun. Ingin mendapatkan informasi selengkapnya tentang penyimpanan dokumen berbasis digital? Kunjungi bagian Kontak di situs ini atau hubungi tim marketing PrimaDoc! (Pradana)